Menurut beberapa pakar kesihatan, mengukur darejat kesihatan dengan mengetahui level homosistein dalam darah akan lebih akurat ketimbang hasil tes darah lain nya (seperti kolesterol, trigliserida, LDL, dsb).
Sebenarnya apa yang dimaksudkan dengan homosistein?
Homoisistein merupakan substansi yang terbentuk dari metionin, iaitu asam amino esensial yang diproduksi pada saat tubuh memproduksi protein.
Pada dasarnya homosistein punya tugas mulia iaitu menyeimbangkan proses yang melibatkan kimiawi, hormon, dan neurotransmitter dalam tubuh. Misalnya ketika anda menghadapi stres maka group methyl, bagian dari homosistein, akan mendorong krak energi yang dikenal dengan sebutan 'fight syndrome'.
Anda akan punya energi esktra untuk bekerja lebih giat, berlatih lebih lama dan bahkan mengangkat beban lebih berat.
Fungsi ajaib homosistein lainnya adalah mengubah diri menjadi kimia tubuh bernama SAMe (baca: sammey) yang berperanan sebagai anti-depresi, anti-arthritis sekaligus pelindung lever.
Bahkan homosistein pun bisa mengubah diri menjadi sejenis kimia tubuh yang sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kekebalan dan daya tahan tubuh bernama antioksidan anti penuaan terbaik sekaligus penawar racun dalam tubuh.
Masalahnya, meski homosistein sangat dibutuhkan oleh tubuh anda, tapi kadarnya tidak boleh melebihi angka 5 - 15 mmol/L. Jika kadar homosistein anda tinggi, itu petanda kadar glutathione andan rendah.
Kondisi tersebut justru dapat meningkatkan risiko kematian akibat beragam penyakit, terutama kerana DNA tubuh tidak sanggup lagi memperbaiki sel-sel tubuh yang rusak, termasuk kanker, atau penyakit autoimun seperti rheumatoid arthritis dan lupus.
Target: Jantung
BEberapa penilitian menunjukkan, peningkatan kadar homosistein dalam darah berkaitan erat dengan risiko penyakit jantung. Meski belum jelas bagaimana kedua hal ini berhubungan, namun beberapa peneliti menyakini bahawa kandungan homosistein yang tinggi dapat menyebabkan timbulnya luka di berbagai lapisan pembuluh darah arteri, yang selanjutnya menjadi tempat menumpuknya asam lemak dan kalsium
Timbunan inilah yang menjadi penyebab mengerasnya dinding arteri atau yang biasa disebut arteriosklerosis.
Para ahli di Physician Health Studyh menemukan fakta bahawa kadar homosistein yang tinggi akan meningkatkan risiko terkena serangan jantung 3 - 4 kali lipat ganda.
Hasil ini didapatkan setelah meneliti lebih dari 14 ribu pria sehat yang tidak punya riwayat penyakit jantung, namun memiliki kadar homosisteinyang tinggi dalam darahnya.
PEnelitian tersebut juga menyebutkan, risiko serangan jantung tersebut kemungkinan besar akan terjadi dalam period 5 tahun ke depan. Sedangkan studi di Cleveland Clinic menyebutkan bahawa lansia berusia di atas 65 tahun berpotensi terkena penyakit jantung jika kadar homosistein dalam darah mereka tinggi.
Tapi apakah hanya pria dan lansia sja yang terancam oleh kadar homosistein yang tinggi?.
Penelitian yang dilakukan di University of Washington School Public Health pada 465 wanita berusia 18 - 44 tahun menunjukkan, 10 persen wanita memiliki kadar homosistein tertinggi. PEluang terkena penyakit jantung meningkat 2 - 3 kali lipat daripada 50 persen wanita denga kadar homosistein terendah.
"Ini mengindikasikan bahawa kadar homosistein yang tinggi dapat meningkatkan risiko terkena penyakit jantung," terang pemimpin penelitian Stephen Schwartz, Ph. D.
Seberapa besar risiko anda terkena serangan jantung?. PAra ahli di Belanda seperti dimuat dalam AHA Journal Arterioclerosis, Thrombosis and Vascular Biology menyebut, setiap kenaikan 10 persen dari kadar homosistein akan segera meningkatkan risiko anda terkena penyakit jantung koroner. Dan jika anda lolos dari penyakit jantung, bisa jadi penyakit lain sedang mengincar anda.
Target: Organ Tubuh lainnya.
Karena homosistein menyeimbangkan proses kimiawi, hormon dah neurotransmitter di seluruh tubuh, makan ketidakseimbangan homosistein akan mengacaukan organ lainnya.
Dalam Journal of Research in Medical Science, Dr Asthari dan rakan-rakannya dari Isfahan University of Medical Science di Iran menulis, pada orang yang menderita multiple sclerosis -penyakit otak yang ditandai dengan hilangnya lemak mielin yang membungkus saraf sehingga seseorang akan merasa lemah, inkordinasi tubuh, ucapan terbata-bata, tremor dan umumnya menyerang dewasa muda - ditemukan kadar homosistein yang lebih tinggi ketimbang mereka yang sihat.
Sementara penelitian para ahli di Massachussets Eye and Ear inflamatory dan Deverse Eye di Protlan menyebutkan, homosistein tinggi juga bertanggung jawab pada corneal macular atau kekeruhan pada kornea dan macula retinae atau cekungan oval kecil kekuningan pada retina.
Sedangkan di Rotterdam, Belanda, para ahli menemukan, semakin tinggi kadar homosistein maka secara bersamaan akan menimbulkan kematian sel yang bersifat dopaminergik (memperlancar kinerja saraf di susunan saraf pusat). Inilah yang diyakani sebagai pemicu penyakit parkinson.
Ternyata cara untuk menurunkan kadar homositein cukup sederhana. Kebanyakan literatur merujuk pada olahraga rutin, mengonsumsi asam folat, vitamin B2, vitamin B6 / B12 dan zinc.
The American Medical Association melaporkan, jika setiap pasien kardiovaskular mendapatkan asupan suplement B12 dan asam folat maka tidak kurang dari 310.000 orang akan selamat hingga 10 tahun mendatang.
Bahkan homosistein pun bisa mengubah diri menjadi sejenis kimia tubuh yang sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kekebalan dan daya tahan tubuh bernama antioksidan anti penuaan terbaik sekaligus penawar racun dalam tubuh.
Masalahnya, meski homosistein sangat dibutuhkan oleh tubuh anda, tapi kadarnya tidak boleh melebihi angka 5 - 15 mmol/L. Jika kadar homosistein anda tinggi, itu petanda kadar glutathione andan rendah.
Kondisi tersebut justru dapat meningkatkan risiko kematian akibat beragam penyakit, terutama kerana DNA tubuh tidak sanggup lagi memperbaiki sel-sel tubuh yang rusak, termasuk kanker, atau penyakit autoimun seperti rheumatoid arthritis dan lupus.
Target: Jantung
BEberapa penilitian menunjukkan, peningkatan kadar homosistein dalam darah berkaitan erat dengan risiko penyakit jantung. Meski belum jelas bagaimana kedua hal ini berhubungan, namun beberapa peneliti menyakini bahawa kandungan homosistein yang tinggi dapat menyebabkan timbulnya luka di berbagai lapisan pembuluh darah arteri, yang selanjutnya menjadi tempat menumpuknya asam lemak dan kalsium
Timbunan inilah yang menjadi penyebab mengerasnya dinding arteri atau yang biasa disebut arteriosklerosis.
Para ahli di Physician Health Studyh menemukan fakta bahawa kadar homosistein yang tinggi akan meningkatkan risiko terkena serangan jantung 3 - 4 kali lipat ganda.
Hasil ini didapatkan setelah meneliti lebih dari 14 ribu pria sehat yang tidak punya riwayat penyakit jantung, namun memiliki kadar homosisteinyang tinggi dalam darahnya.
PEnelitian tersebut juga menyebutkan, risiko serangan jantung tersebut kemungkinan besar akan terjadi dalam period 5 tahun ke depan. Sedangkan studi di Cleveland Clinic menyebutkan bahawa lansia berusia di atas 65 tahun berpotensi terkena penyakit jantung jika kadar homosistein dalam darah mereka tinggi.
Tapi apakah hanya pria dan lansia sja yang terancam oleh kadar homosistein yang tinggi?.
Penelitian yang dilakukan di University of Washington School Public Health pada 465 wanita berusia 18 - 44 tahun menunjukkan, 10 persen wanita memiliki kadar homosistein tertinggi. PEluang terkena penyakit jantung meningkat 2 - 3 kali lipat daripada 50 persen wanita denga kadar homosistein terendah.
"Ini mengindikasikan bahawa kadar homosistein yang tinggi dapat meningkatkan risiko terkena penyakit jantung," terang pemimpin penelitian Stephen Schwartz, Ph. D.
Seberapa besar risiko anda terkena serangan jantung?. PAra ahli di Belanda seperti dimuat dalam AHA Journal Arterioclerosis, Thrombosis and Vascular Biology menyebut, setiap kenaikan 10 persen dari kadar homosistein akan segera meningkatkan risiko anda terkena penyakit jantung koroner. Dan jika anda lolos dari penyakit jantung, bisa jadi penyakit lain sedang mengincar anda.
Target: Organ Tubuh lainnya.
Karena homosistein menyeimbangkan proses kimiawi, hormon dah neurotransmitter di seluruh tubuh, makan ketidakseimbangan homosistein akan mengacaukan organ lainnya.
Dalam Journal of Research in Medical Science, Dr Asthari dan rakan-rakannya dari Isfahan University of Medical Science di Iran menulis, pada orang yang menderita multiple sclerosis -penyakit otak yang ditandai dengan hilangnya lemak mielin yang membungkus saraf sehingga seseorang akan merasa lemah, inkordinasi tubuh, ucapan terbata-bata, tremor dan umumnya menyerang dewasa muda - ditemukan kadar homosistein yang lebih tinggi ketimbang mereka yang sihat.
Sementara penelitian para ahli di Massachussets Eye and Ear inflamatory dan Deverse Eye di Protlan menyebutkan, homosistein tinggi juga bertanggung jawab pada corneal macular atau kekeruhan pada kornea dan macula retinae atau cekungan oval kecil kekuningan pada retina.
Sedangkan di Rotterdam, Belanda, para ahli menemukan, semakin tinggi kadar homosistein maka secara bersamaan akan menimbulkan kematian sel yang bersifat dopaminergik (memperlancar kinerja saraf di susunan saraf pusat). Inilah yang diyakani sebagai pemicu penyakit parkinson.
Ternyata cara untuk menurunkan kadar homositein cukup sederhana. Kebanyakan literatur merujuk pada olahraga rutin, mengonsumsi asam folat, vitamin B2, vitamin B6 / B12 dan zinc.
The American Medical Association melaporkan, jika setiap pasien kardiovaskular mendapatkan asupan suplement B12 dan asam folat maka tidak kurang dari 310.000 orang akan selamat hingga 10 tahun mendatang.
No comments:
Post a Comment